Taksonomi
Dewadaru atau Nagasari (Mesua ferrea L.) adalah sejenis pohon anggota suku manggis-manggisan yang kayunya bernilai ekonomi tinggi. Dalam literatur dagang ia dikenal sebagai Ceylon ironwood, Indian rose chestnut, dan Cobra's saffron. Tumbuhan ini berasal dari Srilanka menjadi pohon nasional di negara itu, dan dikenal sebagai penaga lilin atau na dalam bahasa sinhala. Dalam bahasa sanskerta dikenal sebagai N?ga, nama inilah yang kemudian dipakai dalam bahasa Melayu/Jawa (nagasari).
Sumber: wikipedia.org
Dalam bahasa daerah Jawa, tanaman ini disebut pohon nyatoh.
Sumber: rimbakita.com
Deskripsi
Tumbuhan ini memiliki kayu yang berat dan keras (karena itu namanya kerap disamakan dengan kayu besi). Selain di Sri Langka, tumbuhan ini dibudidayakan juga di wilayah Assam, Nepal, dan Asia Tenggara. Oleh masyarakat Jawa yang mempercayai takhyul, dewadaru dianggap sebagai pohon keramat.
Pohon, dapat mencapai tinggi 30 m, dengan pangkal membesar hingga berdiameter 2 m. Di Sri Lanka dapat tumbuh hingga tempat berketinggian 1500 m dpl. Daunnya tunggal, sempit, memanjang (dapat mencapai 15 cm), berwarna hijau gelap dan bagian sisi bawahnya agak keputihan, daun mudanya lunglai, berwarna merah sampai merah muda kekuningan. Bunga berdiameter 4–7,5 cm diameter, dengan empat petal dan banyak benang sari di tengahnya.
Sumber: wikipedia.org
Seringkali kayu nyatoh disamakan dengan kayu jati karena memiliki warna dan serta kayu yang cukup mirip. Karena kemiripan itulah, kayu nyatoh kerap disebut sebagai kayu jati muda.
Kayu nyatoh juga memiliki corak keindahan yang dikatakan menyaingi serat kayu meranti. Selain itu, berat jenis kayu nyatoh juga lebih rendah dari meranti sehingga bobotnya lebih ringan.
Jika dilihat dari warnanya, kayu nyatoh memiliki ciri warna yang lebih cerah dibanding kayu Jati. Bagian teras kayunya tampak berwarna merah muda hingga merah kecokelatan. Sedangkan bagian gubalnya berwarna lebih muda daripada bagian teras kayu. Penampilan secara kasat mata inilah yang menyebabkan nyatoh dijuluki kayu jati muda.
Secara umum tekstur kayu nagasari / nyatoh cukup halus dan terasa licin ketika diraba, namun ada beberapa bagian juga yang sedikit lebih kasar. Kayu jati muda ini mempunyai pola serat kayu lurus dan terkenal akan keindahannya. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa keindahan pola serat kayu nyatoh lebih indah daripada milik kayu meranti.
Tingkat keawetan dan kekuatan kayu terbagi menjadi kelas-kelas tertentu. Kayu nyatoh termasuk ke dalam golongan kayu awet kelas III hingga IV, artinya merupakan kayu yang tidak terlalu awet.
Oleh sebab itu, proses pengolahan harus benar-benar memperhatikan ancaman hama rayap, jamur stain maupun jamur permukaan, teter dan lainnya. Treatment ini perlu dilakukan untuk membuat kayu Nyatoh lebih awet dan tahan lama.
Sedangkan tingkat kekuatan kayu Nyatoh masuk dalam kelas II hingga III. Artinya tergolong sebagai kayu yang bagus karena berada di tingkat menengah atau standar.
Sumber: rimbakita.com
Penyebaran
Pohon nyatoh atau gagasari merupakan flora resmi dari provinsi Bangka Belitung, sesuai Surat Keputusan Dalam Negeri tahun 1989. Meski begitu, pohon nagasari bukanlah tumbuhan endemik, sebab juga tersebar di berbagai daerah atau pulau lain di Indonesia.
Sumber: rimbakita.com